aku hanya sepenggal sabit yang berangan menjadi purnama namun sering jiwaku tak tentu arah meliuk terseok terjembab dalam lumpur kisah yang tenggelamkan semua tarian hidupku kau pergi dengan segumpal darahku kau hilang dengan seonggok darahku ku tahu anakku bkan anakku perempuan sering tervonis tempat yang salah iris pembuat dosa tragis pelaku bodoh yang terkilis kini dunia manusia memang tidak pernah adil semua terasa ganjil namun aku tak akan pernah mau menjadi sang kerdil karena aku akan terus menggapai DIA sang pemilik ADIL dan saat senja merubung aku harus kembalikan seluruh tubuhku ke rumah-Nya menyandarkan jiwaku kepada-Nya Akhir dari sebuah perjuangan kemenangan yang terkenang berabad usai! By : puisi hanum untuk Tuhan, dikutip dari buku "bintang anak Tuhan"aku hanya setitik debu yang ingin menjadi gurun sahara
aku hanya setetes embun yang berasa menjadi telaga
aku hanya sehelai daun yang berimaji menjadi pohon yang rindang
aku hanya sehelai bulu ayam yang bermimpi menjadi sayap elang
Selasa, 29 Maret 2011
tarian hidup
Diposting oleh Emerlita Nikyta Chendra di 06.26 0 yg ngomong
ujaran penulis "bintang anak Tuhan"
Mereka dialahirkan jelas tidak untuk sebuah kara berkepanjangan, tak mungkin Tuhan memberi hidup lalu mematikannya begitu saja. Selalu banyak rahasia-Nya, hikmah-Nya dari semua kesakitan yang kita alami. ODHA bukanlah sampah! bagaimanan jika hal ini menimpa kita? anak kita atau keluarga yang kita cintai? mereka tidak salah, merekapun bukan korban. mereka hanya manusai yang harus tergaris sedemikian rupa tanpa bisa mengelak, lari dari takdir yang harus di terimannya. Semua telah di perhitungkan dengan tepat oleh-Nya. betapa mereka yang sudah tervonis mati tetap bersemangat menghadapi hidup yang harus terus di jalani. sebuah pelajaran berharga ketika nurani kita bisa berbincang dengan kisah memilukan mereka. Dengan air mata darah tertahan, mereka terus menjalani semua kehendak-Nya. Belajarlah dari mereka! kepasraan menuju sebuah kesempurnaan! :)hidup adalah sebuah pilihan ketika hanya keluhan yang ada, maka hanya mati pilihannya.Apapun derita yang dilanda, itu adalah sebuah garis yang harus dilalui, beban yang telah d perhitungkan dengan Maha Baik oleh-Nya Sang Pemberi. Derita bukan kematian, namun sebuah kekuatan!
Diposting oleh Emerlita Nikyta Chendra di 06.26 0 yg ngomong